Selasa, 24 November 2015

Analisis Puisi "Bangunlah O Pemuda"



ANALISIS PUISI "BANGUNLAH, O PEMUDA" 
BERDASARKAN STRATA NORMA

            Puisi yang akan dianalisis berdasarkan strata norma adalah puisi karya A. Hasjmy yang berjudul “Bangunlah, o Pemuda!”

Bangunlah, o Pemuda!
Gempita suara atas angkasa
Wahyu kebangunan tanah tercinta
Bangunlah pemuda saudaraku sayang
Dengarlah nyanyian girang-gemirang
Marilah saudara berbimbingan tangan
Mengayun langkah pulang ke taman

Bersinar cahaya di ufuk timur
Tanda bangsaku bangun tidur
Insaflah saudara, pemuda bangsaku
Mari berbakti kepada Ibu
Gunakan ketika selagi ada
Berbuatlah jasa selagi muda

Ombak berdesir lagunya merdu
Ditingkah kasidah alunan bayu
Bangkitlah pemuda saudaraku sebangsa
Dengarlah panggilan tanah tercinta
Jangan lagi duduk bermenung
Marilah kita menyadari untung

A.       Lapis Bunyi (Sound Stratoum)
Lapis bunyi dalam sajak itu ialah semua satuan bunyi yang berdasarkan konvensi bahasa tertentu yang berjujuan untuk mendapatkan nilai puitis atau nilai seni. (Djoko 2010:16)
1.      Dalam bait pertama baris pertama pada puisi Bangunlah, o Pemuda terdapat asonansi a, hal ini terbukti dalam kata: gempita, suara,  angkasa. Di baris kedua terdapat aliterasi t, hal ini terbukti dalam kata: tanah, tercinta. Di baris ketiga terdapat asonansi a, terbukti dalam kata: bangunlah, saudara, sayang. Di baris kelima terdapat aliterasi n, terbukti dalam kata: berbimbingan, tangan. Dan di baris ke enam terdapat asonansi a, terbukti dalam kata: lahkah, taman.
2.      Dalam bait kedua baris kedua pada puisi Bangunlah, o Pemuda terdapat asonansi a dan aliterasi b, terbukti dalam kata: tanda, bangsaku, bangun. Di baris keempat terdapat asonansi i, terbukti dalam kata: mari, berbakti. Di baris kelima terdapat asonansi a, terbukti dalam kata: ketika, ada. Dan dibait keenam terdapat asonansi a dan e, terbukti dalam kata: jasa, muda, berbuatlah, selagi.
3.      Dalam bait ketiga baris pertama pada puisi Bangunlah, o Pemuda terdapat asonansi e, terbukti dalam kata: berdesir, merdu. Di baris kedua terdapat aliterasi h, terbukti dalam kata: ditingkah, kasidah. Di baris ketiga terdapat asonansi a dan e, terbukti dalam kata: pemuda, sebangsa. Dan di baris keempat terdapat asonansi a dan e, terbukti dalam kata: dengarlah, tetrcinta, panggilan, tanah.

B.        Lapis Arti (units of meaning)
Satuan kecil berupa fonem. Satuan fonem berupa suku kata. Kata bergabung menjadi kelompok kata, kalimat, alenia, bait, bab, dan selluruh cerita. Itu semua merupakan satuan arti. (Djoko 2010:17)
1.      Dalam bait pertama, ‘gempita suara atas angkasa’ berarti berseru dengan lantang dan gembira ke seluruh penjuru dunia. ‘wahyu kebangunan tanah tercinta’ bahwa pemuda Indonesia memiliki tugas untuk membangun tanah air. ‘dengarlah nyanyian girang-gemirang’ penulis mengajak kita untuk mendengarkan sebuah nyanyian yang dilantunkan dengan girang-gemirang. ‘marilah saudara berbimbingan tangan’ ayolah kita sebagai saudara sebangsa setanah air bersama bergandeng tangan. ‘mengayun langkah pulang ke taman’ melangkah menuju tujuan kita, memperjuangkan tanah air.
2.      Dalam bait kedua, ‘bersinar cahaya di ufuk timur’ menandakan ketika pagi datang. ‘tanda bangsaku sudah bangun’ bahwa para pemuda sudah mulai bangkit. ‘insaflah saudara pemuda bangsaku’ penulis mengajak kita para pemuda Indonesia untuk merenungkan betapa pentingnya memperjuangkan tanah air. ‘mari berbakti kepada Ibu’ ayolah kita perjuangkan tanah air kita ini sebagai tanda cinta Indonesia. ‘gunakan ketika selagi ada’ berjuanglah selagi kita masih bernyawa. ‘berbuatlah jasa semasa muda’ penulis mengajak kita agar berkontribusi dalam hal jasa untuk Negara dimasa muda kita.
3.      Dalam bait ketiga, ‘ombak berdesir lagunya merdu’ dengan desiran ombak yang merdu. ‘ditingkah kasidah alunan sang bayu’ dan dengan alunan angin yang seakan bernyanyi. ‘bangkitlah pemuda, saudaraku sebangsa,’ ayo bangkitlah pemuda Indonesia, di mana kita semua bersaudara. ‘dengarlah panggilan Tanah tercinta’ dengarkan suara dari tanah tercinta. ‘jangan lagi duduk bermenung’ penulis menyarankan agar kita tidak lagi berdiam diri. ‘marilah kita menyadari untung’ kita harus sadar akan keuntungan bahwa perjuangan kita sekarang tidak sebesar perjuangan pahlawan revolusi dahulu.

C.        Unsur Intrinsik dalam Puisi “Bangunlah, o Pemuda!”
1.      Tema
tema pada puisi tersebut adalah ajakan kepada para pemuda untuk bangkit berjuang.
2.      Tipografi
Struktur bentuk pada puisi di atas adalah terdiri dari 3 bait, setiap bait masing-masing terdiri atas 6 baris.
3.      Rima
Rima pada puisi di atas adalah rima berangkai, yaitu dengan pola aabbcc.
4.      Imajinasi / pencitraan
Dalam puisi di atas hanya terdapat dua pencitraan saja, yaitu citraan penglihatan, citraan pendengaran, dan citraan perasaan.
‘gempita suara di atas angkasa’ (citraan penglihatan)
‘marilah saudara berbimbingan tangan’ (citraan penglihatan)
‘mengayun langkah pulang ke taman’ (citraan penglihatan)
‘jangan lagi duduk termenung’ (citraan penglihatan)
‘dengarlah nyanyian girang-gemirang’ (citraan pendenngaran)
‘ombak berdesir lagunya merdu’ (citraan pendengaran)
‘ditingkah kasidah alunan bayu’ (citraan pendengaran)
‘dengarlah panggilan tanah tercinta’ (citraan pendengaran)
‘marilah kita menyadari untung’ (citraan perasaan)
5.      Kata konkret
Ibu, yang mempunyai arti tanah air, Negara Indonesia
Bayu, yang mempunyai arti angina
6.      Majas
Dalam puisi di atas hanya terdapat dua majas saja, yaitu majas metafora dan personifikasi.
‘wahyu terbangun tanah terinta’ (majas metafora)
‘bersinar cahaya di ufuk timur’ (majas metafora)
‘tanda bangsaku bangun tidur’ (majas personifikasi)
‘mari berbakti kepada ibu’ (majas metafora)
‘dengarlah panggilan tanah air tercinta’ (majas personifikasi)
7.      Amanat
Amanat yang terkandung dalam puisi “Bangunlah, o Pemuda!” adalah agar para pemuda bangsa Indonesia mau bangkit dan memperjuangkan tanah airnya, tanah air Indonesia.

D.       Unsur Ekstrinsik dalam Puisi “Bangunlah, o Pemuda!”
1.      Biografi Pengarang (Ali Hasjmy)
           Nama aslinya Muhammad Ali Hasyim alias Al Hariry. Anak kedua dari 8 orang bersaudara. Lahir di Lampaseh, Aceh pada 28 Maret 1914. Di Aceh, Ali Hasjmy dikenal sebagai sastrawan, ulama, dan tokoh daerah. Daam usaha memulihkan keamanan daerah, pemerintah pernah mengangkatnya sebagai gubernur Aceh pada periode 1957-1964.
           Ali Hasjmy sangat gemar membaca dan mendengarkan musik. Sebagai sastrawan ia telah menerbitkan 18 karya sastra, 5 terjemahan, dan 20 karya tulis lainnya. Salah satu karyanya yaitu Dewan Sajak (sajak 1938). Beliau juga pernah menjabat sebagai ketua Majelis Ulama Aceh. Selain itu, Beliau juga pernah memangku jabatan Rektor Institut Agama Islam Negeri Jamiah Ar Raniry, Darussalam, Banda Aceh. 
           Ali Hasjmy pernah ditahan dalam penjara Jalan Listrik, Medan, karena dituduh terlibat dalam pemberontakan Daud Beuereuehdi Aceh. Penahanan berlangsung dari September 1953 sampai Mei 1954. Tetapi tahanan ini istimewa. Antara lain boleh membawa makanan dari luar.
2.      Nilai Sosial
Nilai sosial yang terdapat dalam puisi “Bangunlah, o Pemuda!” adalah bahwa kita sebagai pemuda-pemuda Indonesia yang semuanya bersaudara, saudara sebangsa dan setanah air wajib untuk berjuang mempertahankan kedaulatan tanah air kita bersama-sama. Melangkah bersama, dan maju bersama tanpa memandang suku yang berbeda karena kita semua adalah anak-anak dari Ibu pertiwi.

1 komentar:

  1. IGT Gaming, Casinos, and Games for sale in Maricopa
    Find your complete list 토토 of casinos, games and games at IGT https://septcasino.com/review/merit-casino/ Gaming in Maricopa, apr casino Arizona. https://febcasino.com/review/merit-casino/ 1. Casinos in novcasino Casino at Residence

    BalasHapus